Pernahkah anda berfikir kenapa semakin banyak orang yang mengalami obesitas? Berdasarkan data survei kesehatan, sekitar 21% masyarakat indonesia mengalami obesitas. Angka ini sangat memprihatinkan. Pada era yang modern ini, kita akan sering disuguhkan dengan berbagai gaya hidup hedonis, seperti Konsumtivisme, Individualisme, serta tindakan yang hanya menekankan pada kesenangan hasrat semata. Gaya hidup seperti ini membius diri kita, sehingga akan berdampak buruk pada kita, salah satunya dapat membuat tubuh kita menjadi sebuah bom waktu, yakni Obesitas.
Dengan data angka sebesar itu, banyak diantara kita yang mungkin bertanya tanya, apakah saya masuk didalamnya? Atau salah satu keluarga saya? Apakah kamu termasuk orang yang susah dalam menurunkan berat badan? Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai bagaimana cara bebas obesitas dalam era hedonis ini dengan mencapai defisit kalori dengan 3 langkah mudah.
Defisit Kalori
Kunci utama untuk menurunkan berat badan adalah Defisit Kalori. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh para ahli dan membuktikan bahwa ini bukan mitos tetapi fakta, bahwa defisit kalori menjadi pondasi utama dalam gaya hidup sehat. Defisit kalori adalah dengan mengkonsumsi makanan dan minuman dibawah kebutuhan kalori kita. Untuk lebih jelasnya mari kita ambil contoh, jika kebutuhan kalori budi adalah 2000 kalori, maka budi setiap hari harus makan dan minum dibawah 2000 kalori tersebut untuk menurunkan berat budi. Lain hanya jika tujuan budi adalah untuk menambah berat badan maka budi harus mengkonsumsi makanan diatas kebutuhan kalorinya setiap hari untuk menambah berat badanya. Untuk melakukan defisit kalori, hal yang paling penting untuk dilakukan adalah menghitung kalori harian yang masuk ke dalam tubuh. Misal, pagi ini kamu sarapan dengan nasi, lauk pauk, dan sayur. Maka kamu harus menghitung berapa jumlah kalori yang kamu makan pada saat sarapan. Hitung dan catat setiap harinya untuk selalu memastikan kalori yang masuk masih dibawah kebutuhan kalorimu. Dengan melakukan defisit kalori secara konsisten, anda akan berhasil mencapai target anda untuk menurunkan berat badan sekaligus meningkatkan kesehatan anda. Namun bagi sebagian orang mungkin defisit kalori menjadi hal yang tidak mudah dilakukan, dengan berbagai macam alasan yang dimiliki setiap orang.Oleh sebab itu dibawah ini penulis akan membagikan 3 tips untuk membuat kamu berhasil mencapai defisit kalori setiap harinya.
1. Olahraga
Dengan olahraga akan lebih mudah dalam menurunkan berat badan kamu. Kenapa? Karena dengan olahraga akan membantu membakar kalori yang telah kita konsumsi. Olahraga membantu membakar kalori dalam tubuh anda, itu berarti dengan membakar kalori lebih banyak dari yang kamu konsumsi akan membantu mencapai defisit kalori. Untuk lebih jelasnya mari kita ambil contoh Budi. jika kebutuhan Budi membutuhkan 2000 kalori setiap hari, maka budi akan mengalami kenaikan berat badan, jika mengkonsumsi kalori diatas kebutuhannya tersebut. Kelebihan kalori ini nanti akan disimpan oleh tubuh sebagai energi cadangan. Jika energi cadangan tersebut tidak terpakai maka tubuh dapat mengubahnya menjadi lemak sehingga dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Akan tetapi jika Budi memutuskan untuk berolahraga setelah makan berlebihan melebihi kebutuhan kalorinya, maka kalori yang telah dikonsumsi akan dipakai sebagai energi dalam aktivitas fisik budi. Dengan begitu, jumlah kalori yang dikonsumsi budi akan menjadi lebih rendah akibat pembakaran melalui olahraga. Olahraga, selain dapat membantu menurunkan berat badanmu dapat juga untuk bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan resiko kronis, meningkatkan massa otot, mengurangi stres, dan meningkatkan mood. Oleh sebab itu tidak ada ruginya jika kita melakukan olahraga dalam keseharian kita, karena memiliki berbagai manfaat yang fantastis pada kesehatan tubuh dan mental kita. Mulailah melakukan olahraga dengan hal kecil, seperti berjalan 5000 langkah setiap hari. Dengan begitu kamu akan mulai menumbuhkan kebiasaan olahraga sehingga tubuh dan mentalmu tidak terkejut saat kamu mulai melakukan olahraga.
2. Batasi yang Manis Manis
Tidak dapat dipungkiri, di era modern ini kita akan sulit melepaskan diri dari makanan dan minuman manis yang menggoda lidah. Pasalnya sebagian besar makanan dan minuman yang di jual di pasaran memiliki kandungan gula yang tinggi. Kandungan gula tinggi yang terdapat pada makanan akan membuat kita terbius untuk terus menyantapnya seperti martabak manis, donat, dan minuman kemasan. Karena gula merupakan sumber energi utama dalam tubuh, dan setiap gram gula mengandung 4 kalori. Untuk itu Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) memberikan rekomendasi dalam mengkonsumsi gula dengan hanya 10% gula tambahan setiap harinya . Pengaruh mengkonsumsi gula berlebih bukan hanya dapat menyebabkan obesitas, tetapi juga dapat menimbulkan penyakit jantung dan diabetes. Oleh sebab itu, dalam mencapai defisit kalori anda harus berusaha mengontrol diri untuk tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis secara berlebihan. Penulis terdapat beberapa saran untuk kalian, dengan mengganti konsumsi makanan lezat dengan gula berlebih. Anda dapat menggantinya dengan mengkonsumsi buah buahan segar, roti gandum, dan kacang kacangan yang tidak kalah enak dalam hal rasa tetapi kaya akan serat dan membuat kenyang lebih lama
3. Batasi Olahan Minyak Berlebih
Dalam era modern saat ini, kita sangat mudah dalam menemukan makanan olahan minyak yang memiliki rasa yang fantastis. Minyak adalah salah satu bahan yang digunakan pada hampir setiap makanan yang melalui proses olahan penggorengan. Namun dibalik kelezatan yang menggigit lidah itu terdapat ancaman yang membahayakan bagi manusia. salah satunya adalah kerusakan dna dalam tubuh. Melansir Journal of Food Processing and Technology, menyatakan Kerusakan dna ini dapat terjadi jika anda mengkonsumsi makanan dengan digoreng menggunakan minyak yang telah dipanaskan setidaknya 5 kali. Pemanasan minyak berulang ini dapat memunculkan senyawa senyawa berbahaya yang akan merusak DNA dan dapat berpotensi menimbulkan kanker. Meskipun sampel dari penelitian adalah tikus, akan tetapi akan lebih baiknya jika dapat menghindari mengkonsumsi makanan dari minyak yang telah dipanaskan berulang kali seperti gorengan yang di jual di jalanan. Makanan dengan kandungan minyak yang tinggi akan memiliki jumlah kalori yang tinggi karena hampir semuanya terdiri dari lemak. Oleh sebab itu dengan mengkonsumsi makanan berminyak tinggi akan mempersulit proses defisit kalori kita karena kandungan kalorinya yang amat tinggi. Karenanya usahakan untuk membatasi mengkonsumsi makanan goreng” an dan mengganti dengan makanan yang direbus, dipanggang, dan dibakar untuk mempermudah jalanya defisit kalori.
Mengatasi Obesitas memang bukanlah hal yang mudah. Apalagi sekarang kita hidup di era modern, yang semuanya serba cepat dan instan. Namun, mengingat dampak buruk dari obesitas sangat menyeramkan akan lebih baik jika terus berusaha mengatasi dan mencegah dengan beberapa tips yang telah penulis bagikan. Dengan memiliki sikap disiplin dan tekad yang kuat, kita dapat menerjang masalah obesitas dan meraih tubuh yang sehat.
Always Keep Going Guys!!!
Referensi
Asih, L. D., & Widyastiti, M. (2016, April). MEMINIMUMKAN JUMLAH KALORI DI DALAM TUBUH DENGAN MEMPERHITUNGKAN ASUPAN MAKANAN DAN AKTIVITAS MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING. Ekologia, 16(1), 38-44. https://journal.unpak.ac.id/index.php/ekologia/article/download/61/40
DeshMukh, R. K. (2019, July). The Effect of Repeatedly Cooking Oils on Health and Wealth of a Country: A Short Communication. Journal Of Food Processing and Technology, 10(1000807), 3-4. http://dx.doi.org/10.35248/2157-7110.19.10.807
Krisno, B. M. A. (2002). Dasar-Dasar Ilmu Gizi (Edisi Revisi Cetak an 2 ed.). Malang UMM. https://perpustakaan.poltekkesjogja.ac.id/opac/detail-opac?id=3508
Halodoc. Diakses pada September 2024. 13 Makanan yang Baik untuk Penderita Diabetes.
News18. Diakses pada September 2024. Why Excess Oil In Food Is Bad For Your Health?
Journal Of Food Processing and Technology Diakses pada September. The Effect of Repeatedly Cooking Oils on Health and Wealth of a Country: A Short Communication.
0 Comments