Ad Code

Responsive Advertisement

Esensi Pribadi Tahan Banting : Petuah dari Filsuf Yunani Kuno

Dikutip dari laman tirto.id, Kementerian Kesehatan 2013 menyebutkan sekitar 9 juta masyarakat indonesia mengalami depresi. Dalam jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Pangkalpinang, Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 menyebutkan bahwa remaja usia 15-24 tahun sudah mulai mengalami gangguan depresi dengan prevalensi 6, 4 %. Namun , naasnya masyarakat indonesia masih sering memandang depresi dengan stigma negatif yang menganggap orang depresi sebagai orang yang cemen, lebay, dan semacamnya. Selain itu, tindakan orang yang berkonsultasi kepada psikolog maupun psikiater terkait depresi yang dialaminya masih dianggap sebagai hal yang tdiak lumrah. Akibatnya, akan timbul sikap menyepelekan terhadap gangguan gangguan mental. Padahal jelas jelas kita memerlukan kemampuan manajemen stress untuk membentengi dari gangguan mental. Oleh sebab itu, untuk menjaga kesehatan mental kita, penting untuk mulai belajar tentang bagaimana mengontrol pikiran kita.  

Filsuf dari zaman Yunani Kuno sudah mengajarkan sebuah petuah tentang bagiamana menjalani hidup dengan lebih bijaksana dalam menyikapi maslaah yang menerpa. Petuah tersebut bernama Filosofi Stoicism, yang pada artikel ini akan kita ulik ulik sebagai berikut

1. Apa Itu Stoicism 
Stoicism hadir sejak ribuan tahun yang lalu untuk memberikan banyak pelajaran, salah satunya adalah tentang kemampuan mengelola stress. Gampangnya, Stoicism adalah aliran filsafat tentang bagaimana dalam mengontrol pikiran kita.. Stoicism dicetuskan oleh zeno pada sekitar tahun 304 SM. Zeno menjadi bapak dari stoic setelah dia mengalami musibah, yakni kapal dagangnya  karam sehingga dia menjadi bangkrut. Setelah dia mengalami musibah tersebut, terdapat beberapa ahli filsafat yang memperkenalkan kepada zeno tentang apa itu filsafat.  Setelah itu, zeno menjadi bapak dari stoicism dan mengajari para muridnya di sebuah teras/ Stoa Poikile. Sehingga, banyak yang menyebut aliran filsafat ini sebagai filosofi teras. 


2. Ajaran Utama Stoicism
Dalam stoicism, terdapat banyak pelajaran - pelajaran yang berguna dalam mengarungi kehidupan, tetapi terdapat pokok pelajaran dari stoicism, salah satunya adalah dikotomi kendali. Dikotomi kendali adalah pola bernalar yang memisahkan hal yang dapat kita kontrol dan hal yang tidak bisa kita kontrol. Hal yang dapat kita kontrol sepenuhnya di dunia ini terbatas, seperti halnya pikiran, usaha, dan persepsi kita. Sedangkan hal yang tidak dapat kita kontrol adalah penilaian atau tindakan orang lain,  kesehatan, kekayaan, dan faktor eksternal lingkungan sekitar kita. Meskipun kita dapat mengusahakan kesehatan serta kekayaan, tetapi bagaimana jika tiba tiba kita menderita penyakit dan cedera yang disebabkan wabah serta kecelakaan? Begitu pula dengan kekayaan, meskipun kita sudah berusaha mencari dan menjaganya mati matian, tetapi bagaimana jika kita tiba tiba jatuh miskin oleh faktor yang tidak terduga, layaknya zeno yang kapal dagang mengalami karam kemudian menjadi bangkrut?. Oleh sebab itulah , stoicism berusaha untuk memisahkan kedua hal tersebut, dan menuntut kita untuk memfokuskan segalanya kepada apa yang dapat kita kontrol. Karena banyak manusia menaruh kebahagian, tujuan, dan rasa puas mereka kepada hal yang dapat berubah kapan saja. 


3. Penerapan stoicism untuk menjaga kesehatan mental
Stoicism memang sudah seharusnya diterapkan dalam keseharian kita sebagai bentuk menjaga kesehatan mental, sebab itulah alasan dari stoicism ini ada. Dalam menerapkan stoicism dalam menjaga kesehatan mental diperlukan setidaknya 2 hal, yakni pemahaman, dan praktik terus menerus. Sebelumnya kita harus benar benar memahami pokok ajaran stoicisme yang menjelaskan bahwa di dunia ini terdapat hal yang bisa kita kontrol dengan yang tidak. Selanjutnya, segera praktikan stoicism dalam masalah - masalah yang menimpa anda, sebab pemahaman saja tidaklah berguna tanpa mengimplementasikannya. Seperti halnya jika saat ini anda sedang dilanda kemiskinan, anda hanya perlu melakukan usaha semaksimal mungkin, dan  persetan dengan hasil dari usaha anda, sebab hal tersebut diluar kontrol kita. Selain itu, jangan hanya menerapkan prinsip stoicism sekali atau dua kali saja, melainkan praktikan secara terus menerus hingga menjadi kebiasaan berpikir kita yang baru dalam menghadapi tekanan hidup. Dengan demikian, kamu dapat mencegah depresi, anxiety, dan semacamnya dari menggerogoti kesehatan mental

Dengan memahami bahwa tekanan dan masalah sering kali berada di luar kendali, kita dapat menjalani hidup dengan damai dan terhindar dari stress berkepanjangan yang menggerogoti otak. Pada Akhirnya, dengan mengetahui bagaimana manajemen stress dapat menjadi penyelamat hidup kita. Dengan mengubah fokus kita hanya kepada faktor internal, kita bisa menjadi pribadi yang rasional dan tidak tenggelam dalam perasaan yang hanya berujung merusak kesehatan mental kita. Dengan demikian, mari kita belajar ikhlas dengan menerima segala apa yang terjadi kepada hidup kita, sebab itu bukan sepenuhnya dalam kontrol kita.

    Referensi

Kesehatan Jiwa: Masalah Yang Sering Disepelekan Dan Dianggap Tidak Penting. (2024, oktober 13). Ayo Sehat - Kemenkes. Retrieved oktober 27, 2024, from https://ayosehat.kemkes.go.id/kesehatan-jiwa-masalah-yang-sering-disepelekan-dan-dianggap-tidak-penting

Putri, F. S., Nazihah, Z., Ariningrum, D. P., Celesta, S., & Herbawani, C. K. (2022, Desember). Depresi Remaja di Indonesia: Penyebab dan Dampaknya Adolescent Depression in Indonesia: Causes and Effects. JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG, 10. https://doi.org/10.32922/jkp.v10i2.502

What Is Stoicism? A Definition & 9 Stoic Exercises To Get You Started. (n.d.). Daily Stoic. Retrieved October 26, 2024,fromhttps://dailystoic.com/what-is-stoicism-a-definition-3-stoic-exercises-to-get-you-started/#what-is-stoicism


Post a Comment

0 Comments

Ad Code

Responsive Advertisement