Ad Code

Responsive Advertisement

Membalikkan Perasaan Inferior Menjadi Kebangkitan Diri, Begini Caranya!

Pernahkah kamu membenci dirimu sendiri? Sehingga kamu ingin mencabik cabik dirimu? Hal tersebut biasa dipanggil dengan sebutan perasaan inferior. Perasaan yang memanjat dari dalam lubuk hati menimbulkan rasa benci kepada diri sendiri. Meskipun demikian, perasaan rendah diri dapat bermanfaat untuk diri kita. Kok bisa? Mari kita bedah lebih lanjut mengenai perasaan inferior berikut ini. 


1. Perasaan Inferior

Afren Adler seorang Bapak psikologi individual Internasional menyebutkan bahwa perasaan inferior dapat diartikan perasaan rendah diri. Perasaan ini muncul dari dalam lubuk hatimu yang bisa disebabkan dari faktor internal maupun faktor eksternal. Perasaan ini dapat menimbulkan amarah kepada dirimu sendiri. Kita akan menganggap diri sendiri sebagai orang yang bodoh, lemah, dan tidak berguna dari pada orang lain. Kita semua seharusnya pernah mengalami perasaan rendah diri ini, tetapi mungkin kita tidak menyadari bahwa yang terjadi waktu itu disebut perasaan inferior. Jika  kalian adalah orang yang belum pernah merasakan perasaan tersebut, maka penulis dapat memberikan sebuah contoh bagaimana perasaan inferior itu. Bayangkan dirimu adalah seorang siswa, dan pada waktu itu terdapat sebuah ujian sekolah. Teman temanmu mendapatkan nilai yang memuaskan, sedangkan kamu melihat nilaimu kebalikan dari teman temanmu. Dari kejadian tersebut kamu menganggap dirimu gagal, kamu merasa tertinggal, dan kamu berfikir lebih bodoh dari teman teman temanmu. Sehingga, kamu memandang rendah dirimu dari teman sekelasmu. Itulah yang dinamakan perasaan inferior. 


2. Penyebab Perasaan Inferior

Singkatnya, perasaan inferior disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Wedge menyebutkan terdapat beberapa penyebab dari perasaan inferior. Penyebab pertama adalah cacat jasmani. Karena orang yang memiliki kecacatan jasmani sejak lahir biasanya akan lebih rentan menghadapi hinaan, cacian, dan gosip. Sehingga ia akan merasa dipandang rendah oleh lingkungan sekitarnya. Selain dapat disebabkan dari faktor fisik, perasaan ini dapat disebabkan dari dalam diri, seperti kecenderungan membesarkan masalah sepele. Masalah yang terjadi kepada dirinya, yang diakibatkan perbuatan orang lain, seperti kritik, hinaan, dan cacian akan terus dipikirkan olehnya sebagai hal yang negatif. Sehingga,

kepribadian seperti ini, akan cenderung menilai dirinya sebagai individu yang lebih rendah dari orang lain, dan akan menyebabkan kebangkitan perasaan inferior. 


3. Bahaya Perasaan Inferior

Tidak dapat dipungkiri, perasaan inferior dapat mengancam kita. Keadaan ini akan menjadi ancaman serius jika si orang tersebut gagal dalam menyikapi perasaan tersebut. Pasalnya individu ini akan terus menerus merasa dirinya lebih rendah dari orang lain. Sehingga setiap kondisi dan keadaan yang menimpanya akan menjadi ajang rasa rendah diri bagi dirinya. Oleh sebab itu orang yang gagal menyikapi perasaan inferior rentan menjadi inferiority complex. Inferiority complex adalah keadaan dimana suatu individu cenderung berprasangka negatif kepada lingkunganya sampai membuat individu ini mengalami kecemasan berlebihan bahkan perilaku abnormal. Singkatnya inferiority complex adalah bentuk evolusi dari perasaan inferior. Namun, perasaan inferior tidak akan menjadi ancaman jika individu tersebut dapat mengatasinya dengan baik. 


4. Manfaat Perasaan Inferior

Afren Adler menyatakan bahwa Perasaaan inferior dapat memberikan sejumlah manfaat yang menakjubkan kepada manusia, meskipun hal tersebut sering dipandang merugikan . Pasalnya kita dapat memanfaatkan perasaan inferior tersebut sebagai dorongan yang kuat untuk memulai pengembangan diri. Ketika seseorang tidak cukup baik dan mengahadapi sebuah tekanan, mereka akan terdorong untuk melakukan sebuah pembuktian. Oleh karena itu, hal negatif dari perasaan inferior dapat dikonversi menjadi motivasi yang murni dalam tubuh manusia. Dengan begitu akan memberikan kita dorongan untuk mencabik cabik diri, menghantam terus menerus dirimu dalam arti terus menempa diri menuju ke tingkat yang lebih tinggi. 


5. Strategi mengatasi perasaan inferior

Setelah mengenali apa itu perasaan inferior, penyebab, dampak buruk, serta manfaat perasaan inferior, selanjutnya adalah harus mengetahui cara untuk mengatasi perasaan tersebut, sehingga dapat bermanfaat untuk kita. Namun, kali ini penulis akan menjelaskan dengan sebuah analogi supaya lebih mudah dipahami. Misal, bayangkan seorang pria berkulit hitam di sekolah yang  sering diperlakukan seperti sampah oleh teman temanya. Pria ini setiap harinya menjadi tempat penampungan hinaan, cacian, dan makian, hanya karena dirinya terlahir dengan kulit hitam. Sehingga dalam hati pria ini timbul rasa rendah diri. Namun pria tersebut tidak hanya terpuruk dan berdiam diri, tetapi malah  memanfaatkan drorongan dari perasaan rendah diri tersebut menjadi energi penggerak untuk melakukan pembuktian bahwa pria  berkulit hitam juga bisa memiliki teman, pencapaian, bahkan pasangan hidup, serta dapat hidup dengan layak seperti manusia pada umumnya. Alhasil dia pun memulai belajar lebih giat, ikut berbagai kompetisi, dan sering bersosialiasi. Dengan semangatnya, dia pun dapat meraih kesuksesan yang berawal dari rasa rendah diri


Singkatnya, semua orang pernah mengalami perasaan rendah diri. Namun, tidak semua orang dapat mengatasi hal tersebut, bahkan sebagian orang tidak memiliki pengetahuan perihal perasaan tersebut. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui tentang apa itu perasaan inferior, penyebab, dampak, manfaat, serta strategi mengatasi perasaan tersebut. Sehingga bisa memberikan manfaat dan tidak menjadi beban pikiran. .


Referensi

Cahyaningtyas, K., LN, S. Y., Nadhirah, N. A., & Fahriza, I. (2020, Desember). INFERIORITY COMPLEX PADA MAHASISWA. Journal of Education and Counseling, 1(1), 1-7. 

Kajianpustaka. Diakses pada September 2024. Rendah Diri (Inferiority) - Pengertian, Ciri, Komponen dan Penyebab

Moningka, C., & Midori, L. (2019, January). Gemuk Momok bagi Perempuan? Tinjauan dari Teori Adler. Buletin KPIN, 5(1). https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/355-inferiority-feeling

Post a Comment

0 Comments

Ad Code

Responsive Advertisement